Terakhir, kalo ada kesalahan dlm penggolongan olsam ini, mohon dikoreksi...
Mineral
- AGIP 2T JASO FB
- Castrol GO! 2T JASO FB
- Evalube 2T API TB
- Shell Advance SX JASO FB
- Total 2T Special API TC JASO FB
Semi Synthetic
- AGIP City 2T JASO FC
- AGIP 2T F1 Semi Synthetic JASO FC
- ARAL 2T Basic Energy JASO FC
- Castrol Activ 2T Low Smoke JASO FC
- ELF IndoOil CX800 2T Smokeless Perfumed Semi Synt JASO FC
- ELF 2T Moto Sport SP Semi Synthetic JASO FC
- Eneos 2T City Semi Synt JASO FC
- Fuchs Comp-2 Injector JASO FC
- Gulf Power Trac 2T JASO FC
- Idemitsu Racing 2T Semi Synthetic JASO FC
- Idemitsu Extreme Semi Synthetic JASO FC
- Kawasaki Genuine Oil 2T Semi Sinthetic JASO FC
- Motul 510 Technosynthese JASO FD
- Nixol 2TRX Semi Synthetic JASO FC
- Petronas Sprinta 2T 4000 Synthetic Blend JASO FC
- Scorpion Biker 2T Smokless Perfumed Semi Synt API TC
- Shell Advance VSX JASO FC
- SPC 2T Special Super Perfumed API TC
- SPC 2T Alpha Super Perfumed JASO FC
- SPC 2T-S Perfumed JASO FC
- Total 2T Grandprix API TC
- Total 2T Racing API TC
- Valvoline 2T API TC
Synthetic
- AGIP 2T Speed Full Synthetic JASO FC
- Bardahl 2T Synthetic JASO FC
- Castrol Power 1 JASO FD
- Gasoli 2T Super Sporty G1000 API TC
- Motul 710 100% Synthese JASO FD
- Motul 800 Offroad Factory Line Ester 100% Synthese
- Petronas Sprinta 2T 5000 100% Synthetic JASO FC
- RedMax ProBlend 2 Cycle Engine Oil JASO FD
- Repsol 2T Syntetico API TC JASO FC
- STP 2T Low Smoke Perfumed Synt JASO FC
- TOP 1 2T Synthetic Low Smoke
- Total 2T Hi-Perf Full Synthetic JASO FD
- Vistra 2T 500 Full Synthetic JASO FC
Synthetic - Racing Only
- Castrol A747 Castor
- Castrol TTS 2T Full Synthetic Racing
- IP Sintiax Max Competition 2T
- Motul 800 Road Racing Factory Line Double Ester 100% Synthese
- Silkolene 2T PRO2Electrosyntec 100% Synthetic Ester
- Silkolene 2T Comp Plus Electrosyntec Sythentic Ester JASO FD
- Shell Racing X 2T
*dpt dari grup ninin,
Berikut ini tips untuk menguji mutu oli samping dengan cara sederhana:
- Campurkan 0,5 liter bensin dengan 20 cc oil samping di botol bening agar mudah dilihat. Kocok hingga tercampur sempurna. Kemudian simpan selama sehari semalam. Jika keesokan harinya campuran tersebut berubah warna, maka itu artinya olinya tidak murni. Oli samping yang bermutu akan tetap tercampur sempurna bersama bensin. Yang tadinya berwarna merah akan tetap berwarna merah. Yang tadinya berwarna hijau akan tetap berwarna hijau. Campuran oli dan bensin yang berubah warna merupakan salah satu indikasi bahwa kualitas olinya kurang bagus.
- Cara lain adalah bakar di atas sendok makan. Jika pada saat dibakar timbul gelembung udara cukup banyak, berarti kualitasnya jelek. Oli samping yang bagus gelembungnya hanya sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali. Jika pada waktu oli samping habis terbakar, sendoknya menjadi agak hitam berarti kualitasnya jelek. Oli samping yang bagus mudah terbakar dan tidak meninggalkan warna hitam di sendok.
*ngopi dari grup ninin
=====
SHARE INFO OLI MESIN
SAE 20w-50
Makna sesungguhnya : oli mesin yg masih mampu dipakai sampai kondisi suhu dingin -10 sd -15 C (kode 20w) dan pd suhu 150 c dg tk.kekentalan tertentu .
Oli jenis ini relative kurang efisien dalm pemakain BBM namun sangat baik dlm perlindungan /perawatan mesin, khususnya utk kondisi jalan di Jakarta yg sering macet, jarang berjalan jauh ,polusi dan beban berat. Pd kondisi ini dikenal dg istilah “boundary lubrication”, dimana pada kondisi tsb. lapisan oli sangat tipis diantara celah mesin yg cenderung berpotensi terjadinya kontak antara logam dg logam.
Oli jenis ini relative paling kecil nilai viskositas indeksnya (VI), diantara 3 jenis oli lainnya (minimal utk.oli mineral/semi sintetis 120, utk. sintetis 145) . Semakin banyak aditiv viscosity index improver ,semakin sensitif oli /kurang baik buat mesin motor -utamanya terhadap stress di gear.
VI= ukuran kemampuan suatu oli mesin dalam menjaga kestabilan kekentalan oli mesin dalam rentang suhu dingan sampai tinggi. Semakin tinggi VI semakin baik kestabilan kekentalannya. Utk oli mobil, VI tinggi akan sangat baik dimesin.. Utk motor bisa sebaliknya.
SAE 15w-50
Makna sesungguhnya : oli mesin yg masih mampu dipakai sampai kondisi suhu dingin (minus) -15 sd -20 C (kode 15w) dan suhu 150 c dg tk.kekentalan tertentu .
Jenis oli relative sama dg SAE20w50.Sedikit yg membedakan adalah sedikit lebih encer dan nilai VI lebih tinggi dari 20w50. (minimal utk..oli mineral 130, utk. sintetis 150) Semakin tinggi nilai VI artinya adlah semakin banyak pemakaian aditif peningkat angka VI. Utk motor hal ini sangat riskan. Aditif ini relative sensitif digunakan utk motor yg menyatukan oli mesin dan gigi (wet clutch).Artinya oli jenis ini relative lebih mudah berubah kekentalannya dibandingkan 20w50.
SAE 10w-40
Makna sesungguhnya : oli mesin yg masih mampu dipakai sampai kondisi suhu dingin -20 sd -25 C (kode 10w) dan suhu 150 C dg tk.kekentalan tertentu .
Jenis Oli yg relative paling encer diantaranya ke3 jenis oli lainnya. Oli ini relative paling irit BBM, namun kurang baik dalam perlindungan mesin .Terutama pada kondisi jalan sering macet dan beban berat.(mis.sering dipake boncengan)
Relatif sama dg SAE 15w50 , dalam hal pemakaian aditif peningkat angka VI. (minimal utk.oli mineral 130, utk. sintetis 150) Apakah berarti paling bagus?Belum tentu …!Semakin banyak kandungan aditif peningkat angka VI , semakin besar kemungkinan peluang pecahnya aditif VI-nya dan berubah kekentalannya. Ukuran perubahan kekentalan oli biasanya dipakai batasan sampai 25-30% dari kekentalan awal /oli baru. Agak sulit memang indikatornya soalnya Cuma lab.yg bisa memastikan hal ini.
Kalaupun Anda ingin tetap memakai oli jenis ini, saran saya , perhatikan jarak pergantian olinya lebih awal. Kalau Anda merasa suara mesin sdh agak berbeda sedikit aja..cepet2 ganti dah..
SAE 15w-40
Makna sesungguhnya : oli mesin yg masih mampu dipakai sampai kondisi suhu dingin -15 sd -20 C (kode 15w) dan suhu 150 C dg tk.kekentalan tertentu .
Nilai VI ,minimal utk.oli mineral 125, utk. sintetis 145.
Hasil pengujian di motor sebenarnya menunjukkan oli jenis ini yg paling pas. Oli jenis ini relative paling stabil kekentalannya dibandingkan yg lainnya. Masalhnya oli jens ini jarang diaplikasikan utk motor. Biasanya jenis SAE ini, dipakai utk kendaraan jenis mesin disel, yg membutuhkan kestabilan kekekntalan dalam jarak jauh dan kondisi ekstrim pada mesin disel.
sebagai tambahan aditif Vi adalah seny.kimia kopolimer -rantai panjang- yg mampu beradaptasi pd suhu rendah dan tinggi ttpi sensitif thd... stress di gear..
SAE 5W-30
Oli kelas ini ditujukan untuk pemakaian daerah dingin, mudah untuk cranking atau proses starter engine. Oli ini juga didesign memiliki potensi untuk melindungi elemen mesin dari wearing phenomena. Oli kelas ini cukup memiliki grade sekelas SJ atau SH yang ditentukan oleh API, juga mencukupi untuk kategori ILSAC GF-2 untuk driving mothode Gasoline Engine Oils Test.
SAE 5W-20
Oli Multigrade dengan proteksi starter pada suhu dingin, dan menunjang effisiensi bahan bakar. Oli kelas ini cukup memiliki grade sekelas SJ atau SH yang ditentukan oleh API, juga mencukupi untuk kategori ILSAC GF-2 untuk driving mothode Gasoline Engine Oils Test. Karena sifat keencerannya, oli jenis ini tidak semestinya dipakai kecuali apabila ada rekomendasi dari produsen mesin. Hal ini untuk menghindari wearing atau ausnya elemen mesin yang tidak cukup terproteksi dengan kekentalan oli kelas ini.
SAE 10w-30
Oli kelas ini memiliki kekentalan lebih pekat dari SAE 5W-30 untuk daerah dingin serta tetap memiliki potensi untuk melindungi elemen mesin.
SAE 10W-40
Oli multigrade yang ditujukan untuk melindungi elemen mesin terhadap perubahan suhu udara segala musim. Bisanya oli kelas ini juga cukup memenuhi kategori untuk standarisasi SJ atau SH dari API, atau ILSAC GF-2 untuk driving mothode Gasoline Engine Oils Test.
SAE 20W-50
Oli multigrade dengan tujuan untuk perlindungan mesin terhadap wearing phenomena, atau goresan terhadap elemen mesin. Didesign untuk pemakaian pada suhu mesin yang tinggi. Memiliki kemampuan kuat untuk membuat lapisan oli pada permukaan elemen mesin. Bisanya cukup memenuhi standarisasi dari kategori ILSAC GF-2 untuk driving mothode Gasoline Engine Oils Test.
ada tingkatan nya kan itu misal nya SG , SJ , SL dll
itu menunjukkan mutu kualitas walaupun encer asal g encer bgt itu gpp
yg dicari itu jgn kekentalannya tapi oli yg lengket sanggup melapisi jeroan mesin dgn baik
semakin mendekatin huruf Z menandakan mutu oli itu bagus
coba tengok oli sintetik yg mutu nya SL pasti diatas 30 ribuan
Semoga membantu..
**Tambahan**
Pelumas Mesin
Jangan Asal Tuang Oli Mesin, Perhatikan Grade-nya.!
Sering kita dengar istilah grade pada oli sepeda motor. Tapi tahukah sekalian yang dimaksud grade itu apa dan bagaimana cara membacanya ?
Menurut Budiman Moerdijat, GM External Affairs & Communacation PT Shell Indonesia (Sl), yang dimasud grade di sini adalah spesifikasi performa atau viskositas dari sebuah oli. “Setiap OEM (pabrikan mesin) telah melakukan pengujian mesin kendaraan yang mereka produksi dengan mengacu pada standar dunia yang telah ada; API (American Petroleum Institute) Service maupun JASO (Jepang),”
Untuk motor, grade yang tersedia bila mengacu pada API Service, kodenya mulai dari SA hingga SM. Di tengah-tengahnya ada SF, SG, SH, SJ, SL dan lainnya. Sementara kalo mengacu pada standar JASO, untuk mesin 2-Tak dimulai dari kode FA – FD. Sedang JASO untuk mesin 4-Tak baru ada MA dan MB.
“Mutu sebuah oli berdasarkan standar API, ditunjukkan oleh tingkatan huruf di belakangnya. Misalnya API Service SL, kode S (Spark) menandakan pelumas mesin untuk bensin. Kode huruf kedua mununjukkan nilai mutu oli tersebut,” ujar Sarwono Edhi, Technical Service Training Manager PT Astra Honda Motor (AHM).
Semakin mendekati huruf Z, mutu oli tersebut akan semakin baik dalam melapisi komponen dengan lapisan film dan semakin sesuai dengan kebutuhan mesin modern. Artinya, ada kode API yang diperuntukkan buat mesin-mesin keluaran tahun tertentu.
“Kode SF/SG/SH untuk jenis mesin kendaraan produksi 1980-1996. Sementara SJ, buat jenis mesin kendaraan produksi 1996 – 2001. Sedang kode SL, untuk jenis mesin kendaraan produksi 2001 hingga sekarang,” Lantas apa dampaknya bila pakai oli mesin dengan grade yang tidak sesuai?
“Penggunaan spesifikasi yang lebih rendah akan mengurangi performa kendaraan. Pabrikan (OEM) tentunya mengerti secara detail equipment yang dibuatnya. Sehingga bila kita tidak memenuhinya, maka tidak akan memperoleh feature maupun benefit atau bahkan mungkin bisa menyebabkan penurunan kinerja mesin kendaraan,”
Makanya, saat memilih pelumas, sangat dianjurkan untuk memperhatikan tahun produksi motor Anda dan grade oli yang dianjurkan oleh pabrikannya.
“Oli dirancang untuk mesin tertentu yang disesuaikan dengan toleransi celah antar part, suhu yang bekerja serta beban kerja dari mesin tersebut. Apabila grade oli tersebut tidak sesuai, dikhawatirkan bisa berpegaruh terhadap kinerja dari mesin tersebut,”
Jadi, jangan asal main tuang olinya ya!. (motorplus.otomotifnet.com)
Grade Oli Berdasarkan Tahun Produksi Mesin
- API : SF/SG/SH Untuk mesin kendaraan produksi 1980 - 1996
- API : SJ Untuk mesin kendaraan produksi 1996 - 2001
- API : SL Untuk mesin kendaraan produksi 2001 - Sekarang
- JASO untuk mesin 2-Tak kode FA - FD
- JASO untuk mesin 4-Tak * kode MA untuk mesin bertransmisi girboks
- kode MB untuk mesin bertransmisi automatic (CVT)
======================================
Kalau ada info tambahan, dimohon update...
ane coba bantu aja nih buat yang belum tau, kali aja membantu teman teman....
kalau ada kesalahan tolong di koreksi, ini juga dapet iseng tadi browsing.
(sebener nya ane juga baru tau barusan :hammer)
Baca kode Busi NGK
Bagaimana cara membaca kode busi? Tiap produsen busi memiliki cara yang berbeda dalam penamaan businya. berikut ini adalah penjelasannya.
Misalnya pada busi NGK tipe CPR6EA-9
C = adalah diameter ulir (thread size). C=10 mm, D=12mm, B=14mm
P = projected insulator, artinya terdapat tonjolan insulator atau tidak, jika ada maka
terdapat kode P
R = kode resistansi busi, biasanya 5 kilo ohm
6 = heating rate busi atau tingkat pelepasan panas busi. Busi panas memiliki rating 2 – 8
sedangkan busi dingin (untuk racing) memiliki rating 9 – 12.
E = panjang ulir (thread length). E=19mm dan H=12.7mm
A = menunjukkan fixing end construction atau bentuk ujung lengkungan elektroda
-9 = menunjukkan panjang gap antara elektroda, -9 berarti panjang gap sebesar 0.9 mm
Jenis Busi NGK
Busi merupakan bagian kecil dari mesin namun memiliki peranan penting. Fungsi busi adalah:
- Menyalakan campuran bahan bakar dan udara di dalam ruang bakar
- Menyalurkan panas dari ruang bakar
Meskipun kecil, kerja busi sangat berat. Busi harus mampu bertahan dalam tegangan tinggi serta perubahan temperature dari panas ke dingin, sekitar 570 derajat Celcius yang terjadi dalam hitungan mili detik. Menurut penuturan pak Heri dari PT. NGK Busi Indonesia, terdapat beberapa jenis busi yaitu:
- Busi standar
Yaitu busi dengan ujung elektroda terbuat dari nikel dan diameter elektroda pusat (center electrode 2.5 mm. umur busi umur busi berkisar 5000 – 20,000 km.
- Busi Platinum
Yaitu busi dengan ujung elektroda terbuat dari nikel dan center electrode dari platinum. diameter center electrode 0.6 – 0.8 mm mm. umur busi umur busi berkisar 30,000 km.
- Busi Iridium
Yaitu busi dengan ujung elektroda terbuat dari nikel dan center electrode dari iridium alloy. diameter center electrode 0.6 – 0.8 mm mm. umur busi umur busi berkisar 50,000 – 70,000 km. Keuntungan busi Iridium adalah umur pakai yang lama sehingga cocok untuk kendaraan dengan mesin yang tidak boleh sering dibongkar. Disamping itu dengan api busi yang lebih besar diklaim akan mampu menghasilkan tenaga yang lebih besar dengan air-fuel ratio yang sama.
- Busi Racing
Adalah busi yang dirancang untuk bekerja pada suhu, temperature dan kompresi tinggi serta mesin dengan pemakaian akselerasi dan deselerasi mendadak. Busi racing tidak sama dengan busi Iridium.
- Busi Resistor
Busi resistor biasa ditemui dengan kode huruf [R] pada bagian insulatornya. Busi ini menghilangkan gangguan pada radio, telepon genggam dan ECU (Electronic Control Unit) pada kendaraan. Jadi jika busi kendaraan memakai tipe R, jangan sekali-kali menggantinya dengan busi biasa karena dapat mengganggu kerja peralatan elektronik lainnya.
- Busi Alur V
Busi alur V dibuat dengan tujuan memusatkan api busi sehingga menghasilkan power yang besar, kedua elektroda terbuat dari nikel. Meskipun demikian busi jenis ini bukan tergolong jenis iridium maupun platinum, atau dipakai untuk racing, namun untuk kendaraan yang membutuhkan tenaga besar. Busi yang termasuk jenis busi resistor ini dapat dikenali dari kode huruf Y pada seri busi, misalnya BKR5E-Y.
Sedangkan menurut tingkat kemampuan melepas panasnya, busi terbagi menjadi 2, yaitu:
- Busi panas
Adalah busi yang kecepatan transfer panasnya lebih lambat. Artinya panas tersimpan pada busi dan lambat disalurkan keluar busi. Busi panas biasa dipakai pada kendaraan harian. Busi standar, iridium, platinum, resistor dan alur V tergolong busi panas. Indeks panas (heat rating) busi panas NGK berkisar dari 2 sampai 8.
- Busi dingin
- Adalah busi yang kecepatan transfer panasnya cepat. Artinya panas harus cepat disalurkan keluar busi. Busi dingin identik dengan busi racing yang harus melepas panas mesin dengan cepat. Indeks panas busi dingin NGK berkisar dari 9 – 12. Pada umumnya salah kaprah terjadi di pemakai kendaraan yang beranggapan memakai busi racing (busi dingin) akan membuat kendaraan menjadi lebih cepat. Padahal, mesin kendaraan bukanlah mesin balap. Pemakaian busi racing di mesin standar hanya akan membuat mesin sulit distarter pada awal pemakaian karena panas cepat tersalurkan keluar.
atau bisa baca selengkap nya di link -> http://bennythegreat.wordpress.com/2010/03/30/seputar-busi-ngk-%E2%80%93-berbagai-jenis-busi/
*Tipe-Tipe Busi :*
- *Busi Standart*
Busi standar dipakai pada
mesin bensin, kendaraan roda-4 (mobil), maupun
kendaraan roda-2 (motor) untuk
pemakaian sehari—hari
- *Busi Resistor*
Sistem Kelistrikan pada
kendaraan dengan teknologi digital atau elektronik
(EFI) dengan arus kecil
dengan terganggu dengan pemakaian busi standard,
Gangguan tersebut juga bisa
dirasakan pada televisi dan radio akibat
interfrensi gelombang
-*Busi
Platinum (ZU)*
Busi platinum dirancang untuk pemakaian sehari-hari maupun
untuk racing.
Dengan daya hantar platinum yang lebih baik, menjamin unjuk
kerja mesin
lebih baik walaupun pada suhu tinggi dan beban
berat.
Kebutuhan tegangan busi platinum juga lebih kecil dibanding busi
standar
sehingga memberikan kemudahan start.
-*Busi Iridium*
Busi
Iridium adalah busi generasi baru dengan ujung elektroda positif
berdiameter
0,7 mm untuk pemakaian standar dengan umur pemakaian
lebih
panjang.
Sedangkan diameter 0,4 mm merupakan yang terkecil didunia
dipakai untuk
kecepatan tinggi atau balapan.
Bahan ujung inti elektroda
yang digunakan adalah campuran Iridium dan
Rhodium (Iridium
alloy).
Keiistimewaan Busi Iridium antara lain dapat menambah campuran bahan
bakar
udara yang miskin sehingga meningkatkan performa pembakaran baik
pada
kondisi idle maupun saat berkendara.
Kebutuhan tegangan juga lebih
baik disetiap kondisi, demikian juga dengan
daya akselerasinya.
*info
teknik*:
Untuk menghasilkan unjuk kerja busi yang baik, diperlukan
pemasangan yang
baik pula. Pemasangan busi yang salah dapt merusak busi
ataupun mesin.
Prosedure :
- pasang busi menggunakan tangan sampai
putaran maksimal
- lanjutkan dengan menggunakan kunci busi sebesar setengan
putaran
- bila menggunakan kunci mpment, perhatikan tabel di bawah
ini
8 mm 0.8 ~1.0 kg.m
10 mm 1.0~1.2 kg.m
12 mm 1.5~2.0 kg.m
14
mm 2.0~2.5 kg.m
18 mm 3.0~4.0 kg.m
*Tingkat Panas Busi*
Tingkat
panas busi adalah kemampuan busi dalam menyerap & membuang panas.
Menurut
tingkat panasnya dapat dibagi menjadi dua, yaitu Busi Dingin &
Busi
Panas.
Tingkat panas busi ditunjukan dengan nomor tingkat
panasnya.
*Kondisi Busi Normal*:
-Insulator terlihat coklat atau
keabu-abuan. Hanya sedikit terdapat bekas
pembakaran yang menutupi
electroda-electroda
nya.
-Mudah dihidupkan, juga pada putaran mesin
tinggi ataupun rendah, mesin
bekerja dengan baik.
*Kondisi Busi
Abnormal*:
-*KOTORAN OLEH KARBON (CARBON FOULING)*
Ciri: Insulator dan
elektroda tertutup oleh lapisan serbuk karbon kering
berwarna
hitam.
Kondisi Mesin: Mesin susah dihidupkan, mesin tidak stabil pada
kecepatan
rendah. Penambahan kecepatan tidak bekerja lagi, dan terjadi mesin
mati.
Penyebabnya:
1. Kesalahan pemakaian nomor tingkat panas
busi.
2. Campuran bahan berlebihan (Karburator banjir).
3. Saringan udara
tersumbat (kotor)
4. Bahan bakar tidak baik mutunya
5. Terlalu lama
dipakai pada kecepatan rendah
6. Cuk tidak pada posisi off
7. Kelambatan
pada waktu penyalaan
Solusi:
1. Penggunaan bahan bakar yang baik
2.
Diperlukan perbaikan (service).
3. Gantilah busi dengan nomor tingkat panas
busi yang setingkat lebih panas
(nomor kecil)
-*KOTORAN OLEH OLI (OIL
FOULING)*
Ciri: Basah oleh oli yang melapisi permukaan insulator dan
elektroda.
Kelihatan hitam dan basah.
Kondisi Mesin: Hampir 90%
gangguan mesin yang disebabkan oleh busi,
dikarenakan kotor oleh endapan
karbon (carbon fouling), kotor oleh endapan
oli dan kotor oleh endapan timah
hitam.
Penyebabnya:
1. Kerusakan pada piston ring (piston ring aus)
atau renggangnya klep tidak
tepat.
2. Campuran gas bensin dan udara
berlebihan (terlalu banyak bensin)
3. Pada mesin 2 tak, campuran oli terlalu
banyak/melebihi pemakaian standar.
4. Mesin baru saja turun mesin
(overhaul) dimana pada waktu pemasangan
bagian mesin menggunakan banyak
oli
Solusi:
1. Ganti/perbaiki bagian mesin yang sudah aus/rusak.
2.
Stel/bersihkan karburator.
3. Gantilah busi dengan nomor tingkat panas busi
yang setingkat lebih panas
(nomor kecil)
4. Pada mesin 2 tak, stel pompa
oli sesuai dengan standar
5. Gunakan Spesifikasi oli mesin yang tepat (sesuai
Standar) dan bermutu
baik.
-*KOTORAN OLEH TIMAH HITAM*
Ciri:
Insulator berwarna kuning juga coklat
Kondisi Mesin: Mesin terasa
tersendat-sendat pada waktu menambah kecepatan
(akselerasi) atau pada waktu
kecepatan tinggi.
Penyebabnya: Bensin yang bercampur dengan senyawa timah
hitam. Bekas
pembakaran senyawa ini, menempel pada ujung busi. Bila kendaraan
akselerasi
atau dengan kecepatan tinggi, senyawa itu akan meleleh sehingga
menimbulkan
kebocoran listrik dan kegagalan pembakaran.
Solusi:
1.
Gantilah busi dengan nomor tingkat panas busi yang setingkat lebih
panas
(nomor kecil)
2. Pergunakan bensin premium
3. Jangan mengemudi
dengan kecepatan rendah terlalu lama
-*KOTORAN OLEH ENDAPAN (DEPOSIT
FOULING)*
Ciri: Endapan sisa penbakaran atau kerak busi, banyak menempel
pada
permukaan insulator dan elektroda busi dengan warna yang
bermacam-macam.
Kondisi Mesin: Terasa ada gangguan pembakaran pada waktu
menambah kecepatan
atau pada waktu kecepatan
tinggi.
Penyebabnya:
1. Oli yang dipakai kurang baik mutunya.
2.
Saringan udara tidak ada (dilepas).
3. Untuk mesin 4 tak, oli mesin naik ke
ruang bakar (piston & piston ring
aus).
Solusi:
1.
Perbaiki/ganti bagian yang rusak.
2. Perbaiki/ganti saringan udara.
3.
Pergunakanlah oli yang bermutu baik dan campuran yang tepat
4. Gunakan
Spesifikasi oli mesin yang tepat (sesuai Standar) dan
bermutu
baik.
-*PANAS BERLEBIHAN (OVER HEATING)*
Ciri: Bagian
insulator berwarna putih pucat dan elektroda-elektroda
nya
terbakar
berwarna keungu-unguan serta terlihat aus. Bila kondisi ini
diteruskan,
ujung-ujung elektrodanya dapat meleleh.
Kondisi Mesin: Tenaga mesin
menjadi hilang dan kecepatan pun berkurang. Hal
ini timbul apabila dalam
kecepatan tinggi, pendakian yang lama atau dengan
muatan yang berat. Bila
elektroda busi sudah meleleh, pistonpun dapat
menjadi rusak
(berlubang).
Penyebabnya:
1. Kekeliruan memilih nomor tingkat panas
busi.
2. Waktu penyalaan (ignition timing) terlalu cepat.
3. Sistim
pendinginan kurang baik.
4. Campuran gas bensin dan udara terlalu tipis
(terlalu banyak udara).
Solusi:
1. Pergunakanlah busi dengan nomor
tingkat panas busi (heat range) yang
setingkat lebih dingin.
2.
Sesuaikanlah waktu pengapian (ignition -> timing).
3. Periksa/perbaiki
sistim pendinginan
4. Stel dan bersihkan karburator.
Rawat Busi Motor, Jangan Asal Ampelas!
Walau bentuknya kecil, peran busi pada mesin sepeda motor sangat fital. Gimana enggak! Kalau si imut ini bermasalah, mesin motor mati total karena gak ada api yang membakar campuran bensin dan udara di ruang bakar.
Nah masalahnya, kemungkinan busi bermasalah ini dipicu dua hal; usia pakai dan perlakuannya. “Artinya, walau si busi gak diutak-atik, namun tetap ada kemungkinan busi cepat mati jika salah perlakuan,” urai Ari Widianto dari bengkel GMotor.
Lebih lanjut Ari mengatakan, parahnya banyak pemilik kendaraan yang masih salah memperlakukan busi, padahal itu hal yang basic. Maklum, karena sifatnya yang mudah dan minim perawatan, jadi busi kerap diberlakukan sembarangan,” lanjutnya.
Paling utama ada di bagian center elektroda (http://i47.tinypic.com/2s96d1c.jpg). Dalam proses membersihkan busi, bagian atas center elektroda kerap diampelas. Itu salah! Sebab, bagian itu diciptakan flat. Kalau diampelas, permukaannya jadi gak rata sehingga percikan api jadi menyebar,” wantinya.
Lebih lanjut pria ramah itu bilang, kalaupun ingin diampelas yaitu bagian bawah ground electrode (http://i47.tinypic.com/2s96d1c.jpg) yang menghadap langsung ke center elektroda. “Usahakan ampelas pakai ukuran yang agak halus atau maksimal ukuran 500,” sambungnya.
Untuk bagian yang sulit terjangkau seperti nose insulator (http://i46.tinypic.com/20hspsj.jpg), cukup bersihkan pakai sikat kawat. Jangan cuci busi pakai bensin atau minyak tanah. “Hasilnya memang lebih bersih, namun kalau dilakukan berulang-ulang, malah memperpendek umur busi,” sahutnya lagi.
Oh iya ada satu hal lagi yang paling medasar tapi kerap diabaikan, yakni melepas dan memasang busi saat keadaan mesin masih panas. Risiko sleg pada drat busi sangat besar. Makanya, tunggu sampai mesin agak dingin jika mau melakukan aktivitas seputar busi. Gitu juga cop busi, lo!
Sebab di bagian cop busi terdapat peranti dari karet (http://i46.tinypic.com/20hspsj.jpg). “Kalau dibuka saat suhu mesin masih panas, karet itu mudah rusak atau sobek,” urai mekanik yang buka praktik di daerah Rempoa, Jaksel ini.
Nah kalau mau awet, Ari memberikan pakem dasar masalah busi ini. Pastinya, pilih busi sesuai kode yang ditetapkan pabrikan. Misal panjang drat busi (http://i47.tinypic.com/13yf2np.jpg) atau pemilihan busi dingin atau panas.
Selain itu atur kerenggangan celah busi dengan akurat. Angka yang dianjurkan, 0,8-1,2 mm. Jangan sembarangan mengatur celah busi pakai perasaan. Melenceng 0,1 mm saja performa busi bisa gak maksimal dan efek dominonya mesin jadi boros BBM.
Terakhir, ini efek gak langsung yang bisa bikin busi rusak, yakni pemilihan angka oktan. Oktan yang gak sesuai dapat menyebabkan mesin overheat. Kalau dibiarkan, kepala busi bisa meleleh,” tutup Ari.
Source : Otomotifnet
Info Bergambar (Biar lebih gampang)
(img:2385486248334)
By : HTNTerakhir, kalo ada kesalahan dlm penggolongan olsam ini, mohon dikoreksi...
Mineral
- AGIP 2T JASO FB
- Castrol GO! 2T JASO FB
- Evalube 2T API TB
- Shell Advance SX JASO FB
- Total 2T Special API TC JASO FB
Semi Synthetic
- AGIP City 2T JASO FC
- AGIP 2T F1 Semi Synthetic JASO FC
- ARAL 2T Basic Energy JASO FC
- Castrol Activ 2T Low Smoke JASO FC
- ELF IndoOil CX800 2T Smokeless Perfumed Semi Synt JASO FC
- ELF 2T Moto Sport SP Semi Synthetic JASO FC
- Eneos 2T City Semi Synt JASO FC
- Fuchs Comp-2 Injector JASO FC
- Gulf Power Trac 2T JASO FC
- Idemitsu Racing 2T Semi Synthetic JASO FC
- Idemitsu Extreme Semi Synthetic JASO FC
- Kawasaki Genuine Oil 2T Semi Sinthetic JASO FC
- Motul 510 Technosynthese JASO FD
- Nixol 2TRX Semi Synthetic JASO FC
- Petronas Sprinta 2T 4000 Synthetic Blend JASO FC
- Scorpion Biker 2T Smokless Perfumed Semi Synt API TC
- Shell Advance VSX JASO FC
- SPC 2T Special Super Perfumed API TC
- SPC 2T Alpha Super Perfumed JASO FC
- SPC 2T-S Perfumed JASO FC
- Total 2T Grandprix API TC
- Total 2T Racing API TC
- Valvoline 2T API TC
Synthetic
- AGIP 2T Speed Full Synthetic JASO FC
- Bardahl 2T Synthetic JASO FC
- Castrol Power 1 JASO FD
- Gasoli 2T Super Sporty G1000 API TC
- Motul 710 100% Synthese JASO FD
- Motul 800 Offroad Factory Line Ester 100% Synthese
- Petronas Sprinta 2T 5000 100% Synthetic JASO FC
- RedMax ProBlend 2 Cycle Engine Oil JASO FD
- Repsol 2T Syntetico API TC JASO FC
- STP 2T Low Smoke Perfumed Synt JASO FC
- TOP 1 2T Synthetic Low Smoke
- Total 2T Hi-Perf Full Synthetic JASO FD
- Vistra 2T 500 Full Synthetic JASO FC
Synthetic - Racing Only
- Castrol A747 Castor
- Castrol TTS 2T Full Synthetic Racing
- IP Sintiax Max Competition 2T
- Motul 800 Road Racing Factory Line Double Ester 100% Synthese
- Silkolene 2T PRO2Electrosyntec 100% Synthetic Ester
- Silkolene 2T Comp Plus Electrosyntec Sythentic Ester JASO FD
- Shell Racing X 2T
*dpt dari grup ninin,
Berikut ini tips untuk menguji mutu oli samping dengan cara sederhana:
- Campurkan 0,5 liter bensin dengan 20 cc oil samping di botol bening agar mudah dilihat. Kocok hingga tercampur sempurna. Kemudian simpan selama sehari semalam. Jika keesokan harinya campuran tersebut berubah warna, maka itu artinya olinya tidak murni. Oli samping yang bermutu akan tetap tercampur sempurna bersama bensin. Yang tadinya berwarna merah akan tetap berwarna merah. Yang tadinya berwarna hijau akan tetap berwarna hijau. Campuran oli dan bensin yang berubah warna merupakan salah satu indikasi bahwa kualitas olinya kurang bagus.
- Cara lain adalah bakar di atas sendok makan. Jika pada saat dibakar timbul gelembung udara cukup banyak, berarti kualitasnya jelek. Oli samping yang bagus gelembungnya hanya sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali. Jika pada waktu oli samping habis terbakar, sendoknya menjadi agak hitam berarti kualitasnya jelek. Oli samping yang bagus mudah terbakar dan tidak meninggalkan warna hitam di sendok.
*ngopi dari grup ninin
=====
SHARE INFO OLI MESIN
SAE 20w-50
Makna sesungguhnya : oli mesin yg masih mampu dipakai sampai kondisi suhu dingin -10 sd -15 C (kode 20w) dan pd suhu 150 c dg tk.kekentalan tertentu .
Oli jenis ini relative kurang efisien dalm pemakain BBM namun sangat baik dlm perlindungan /perawatan mesin, khususnya utk kondisi jalan di Jakarta yg sering macet, jarang berjalan jauh ,polusi dan beban berat. Pd kondisi ini dikenal dg istilah “boundary lubrication”, dimana pada kondisi tsb. lapisan oli sangat tipis diantara celah mesin yg cenderung berpotensi terjadinya kontak antara logam dg logam.
Oli jenis ini relative paling kecil nilai viskositas indeksnya (VI), diantara 3 jenis oli lainnya (minimal utk.oli mineral/semi sintetis 120, utk. sintetis 145) . Semakin banyak aditiv viscosity index improver ,semakin sensitif oli /kurang baik buat mesin motor -utamanya terhadap stress di gear.
VI= ukuran kemampuan suatu oli mesin dalam menjaga kestabilan kekentalan oli mesin dalam rentang suhu dingan sampai tinggi. Semakin tinggi VI semakin baik kestabilan kekentalannya. Utk oli mobil, VI tinggi akan sangat baik dimesin.. Utk motor bisa sebaliknya.
SAE 15w-50
Makna sesungguhnya : oli mesin yg masih mampu dipakai sampai kondisi suhu dingin (minus) -15 sd -20 C (kode 15w) dan suhu 150 c dg tk.kekentalan tertentu .
Jenis oli relative sama dg SAE20w50.Sedikit yg membedakan adalah sedikit lebih encer dan nilai VI lebih tinggi dari 20w50. (minimal utk..oli mineral 130, utk. sintetis 150) Semakin tinggi nilai VI artinya adlah semakin banyak pemakaian aditif peningkat angka VI. Utk motor hal ini sangat riskan. Aditif ini relative sensitif digunakan utk motor yg menyatukan oli mesin dan gigi (wet clutch).Artinya oli jenis ini relative lebih mudah berubah kekentalannya dibandingkan 20w50.
SAE 10w-40
Makna sesungguhnya : oli mesin yg masih mampu dipakai sampai kondisi suhu dingin -20 sd -25 C (kode 10w) dan suhu 150 C dg tk.kekentalan tertentu .
Jenis Oli yg relative paling encer diantaranya ke3 jenis oli lainnya. Oli ini relative paling irit BBM, namun kurang baik dalam perlindungan mesin .Terutama pada kondisi jalan sering macet dan beban berat.(mis.sering dipake boncengan)
Relatif sama dg SAE 15w50 , dalam hal pemakaian aditif peningkat angka VI. (minimal utk.oli mineral 130, utk. sintetis 150) Apakah berarti paling bagus?Belum tentu …!Semakin banyak kandungan aditif peningkat angka VI , semakin besar kemungkinan peluang pecahnya aditif VI-nya dan berubah kekentalannya. Ukuran perubahan kekentalan oli biasanya dipakai batasan sampai 25-30% dari kekentalan awal /oli baru. Agak sulit memang indikatornya soalnya Cuma lab.yg bisa memastikan hal ini.
Kalaupun Anda ingin tetap memakai oli jenis ini, saran saya , perhatikan jarak pergantian olinya lebih awal. Kalau Anda merasa suara mesin sdh agak berbeda sedikit aja..cepet2 ganti dah..
SAE 15w-40
Makna sesungguhnya : oli mesin yg masih mampu dipakai sampai kondisi suhu dingin -15 sd -20 C (kode 15w) dan suhu 150 C dg tk.kekentalan tertentu .
Nilai VI ,minimal utk.oli mineral 125, utk. sintetis 145.
Hasil pengujian di motor sebenarnya menunjukkan oli jenis ini yg paling pas. Oli jenis ini relative paling stabil kekentalannya dibandingkan yg lainnya. Masalhnya oli jens ini jarang diaplikasikan utk motor. Biasanya jenis SAE ini, dipakai utk kendaraan jenis mesin disel, yg membutuhkan kestabilan kekekntalan dalam jarak jauh dan kondisi ekstrim pada mesin disel.
sebagai tambahan aditif Vi adalah seny.kimia kopolimer -rantai panjang- yg mampu beradaptasi pd suhu rendah dan tinggi ttpi sensitif thd... stress di gear..
SAE 5W-30
Oli kelas ini ditujukan untuk pemakaian daerah dingin, mudah untuk cranking atau proses starter engine. Oli ini juga didesign memiliki potensi untuk melindungi elemen mesin dari wearing phenomena. Oli kelas ini cukup memiliki grade sekelas SJ atau SH yang ditentukan oleh API, juga mencukupi untuk kategori ILSAC GF-2 untuk driving mothode Gasoline Engine Oils Test.
SAE 5W-20
Oli Multigrade dengan proteksi starter pada suhu dingin, dan menunjang effisiensi bahan bakar. Oli kelas ini cukup memiliki grade sekelas SJ atau SH yang ditentukan oleh API, juga mencukupi untuk kategori ILSAC GF-2 untuk driving mothode Gasoline Engine Oils Test. Karena sifat keencerannya, oli jenis ini tidak semestinya dipakai kecuali apabila ada rekomendasi dari produsen mesin. Hal ini untuk menghindari wearing atau ausnya elemen mesin yang tidak cukup terproteksi dengan kekentalan oli kelas ini.
SAE 10w-30
Oli kelas ini memiliki kekentalan lebih pekat dari SAE 5W-30 untuk daerah dingin serta tetap memiliki potensi untuk melindungi elemen mesin.
SAE 10W-40
Oli multigrade yang ditujukan untuk melindungi elemen mesin terhadap perubahan suhu udara segala musim. Bisanya oli kelas ini juga cukup memenuhi kategori untuk standarisasi SJ atau SH dari API, atau ILSAC GF-2 untuk driving mothode Gasoline Engine Oils Test.
SAE 20W-50
Oli multigrade dengan tujuan untuk perlindungan mesin terhadap wearing phenomena, atau goresan terhadap elemen mesin. Didesign untuk pemakaian pada suhu mesin yang tinggi. Memiliki kemampuan kuat untuk membuat lapisan oli pada permukaan elemen mesin. Bisanya cukup memenuhi standarisasi dari kategori ILSAC GF-2 untuk driving mothode Gasoline Engine Oils Test.
ada tingkatan nya kan itu misal nya SG , SJ , SL dll
itu menunjukkan mutu kualitas walaupun encer asal g encer bgt itu gpp
yg dicari itu jgn kekentalannya tapi oli yg lengket sanggup melapisi jeroan mesin dgn baik
semakin mendekatin huruf Z menandakan mutu oli itu bagus
coba tengok oli sintetik yg mutu nya SL pasti diatas 30 ribuan
Semoga membantu..
**Tambahan**
Pelumas Mesin
Jangan Asal Tuang Oli Mesin, Perhatikan Grade-nya.!
Sering kita dengar istilah grade pada oli sepeda motor. Tapi tahukah sekalian yang dimaksud grade itu apa dan bagaimana cara membacanya ?
Menurut Budiman Moerdijat, GM External Affairs & Communacation PT Shell Indonesia (Sl), yang dimasud grade di sini adalah spesifikasi performa atau viskositas dari sebuah oli. “Setiap OEM (pabrikan mesin) telah melakukan pengujian mesin kendaraan yang mereka produksi dengan mengacu pada standar dunia yang telah ada; API (American Petroleum Institute) Service maupun JASO (Jepang),”
Untuk motor, grade yang tersedia bila mengacu pada API Service, kodenya mulai dari SA hingga SM. Di tengah-tengahnya ada SF, SG, SH, SJ, SL dan lainnya. Sementara kalo mengacu pada standar JASO, untuk mesin 2-Tak dimulai dari kode FA – FD. Sedang JASO untuk mesin 4-Tak baru ada MA dan MB.
“Mutu sebuah oli berdasarkan standar API, ditunjukkan oleh tingkatan huruf di belakangnya. Misalnya API Service SL, kode S (Spark) menandakan pelumas mesin untuk bensin. Kode huruf kedua mununjukkan nilai mutu oli tersebut,” ujar Sarwono Edhi, Technical Service Training Manager PT Astra Honda Motor (AHM).
Semakin mendekati huruf Z, mutu oli tersebut akan semakin baik dalam melapisi komponen dengan lapisan film dan semakin sesuai dengan kebutuhan mesin modern. Artinya, ada kode API yang diperuntukkan buat mesin-mesin keluaran tahun tertentu.
“Kode SF/SG/SH untuk jenis mesin kendaraan produksi 1980-1996. Sementara SJ, buat jenis mesin kendaraan produksi 1996 – 2001. Sedang kode SL, untuk jenis mesin kendaraan produksi 2001 hingga sekarang,” Lantas apa dampaknya bila pakai oli mesin dengan grade yang tidak sesuai?
“Penggunaan spesifikasi yang lebih rendah akan mengurangi performa kendaraan. Pabrikan (OEM) tentunya mengerti secara detail equipment yang dibuatnya. Sehingga bila kita tidak memenuhinya, maka tidak akan memperoleh feature maupun benefit atau bahkan mungkin bisa menyebabkan penurunan kinerja mesin kendaraan,”
Makanya, saat memilih pelumas, sangat dianjurkan untuk memperhatikan tahun produksi motor Anda dan grade oli yang dianjurkan oleh pabrikannya.
“Oli dirancang untuk mesin tertentu yang disesuaikan dengan toleransi celah antar part, suhu yang bekerja serta beban kerja dari mesin tersebut. Apabila grade oli tersebut tidak sesuai, dikhawatirkan bisa berpegaruh terhadap kinerja dari mesin tersebut,”
Jadi, jangan asal main tuang olinya ya!. (motorplus.otomotifnet.com)
Grade Oli Berdasarkan Tahun Produksi Mesin
- API : SF/SG/SH Untuk mesin kendaraan produksi 1980 - 1996
- API : SJ Untuk mesin kendaraan produksi 1996 - 2001
- API : SL Untuk mesin kendaraan produksi 2001 - Sekarang
- JASO untuk mesin 2-Tak kode FA - FD
- JASO untuk mesin 4-Tak * kode MA untuk mesin bertransmisi girboks
- kode MB untuk mesin bertransmisi automatic (CVT)
======================================
Kalau ada info tambahan, dimohon update...
ane coba bantu aja nih buat yang belum tau, kali aja membantu teman teman....
kalau ada kesalahan tolong di koreksi, ini juga dapet iseng tadi browsing.
(sebener nya ane juga baru tau barusan :hammer)
Baca kode Busi NGK
Bagaimana cara membaca kode busi? Tiap produsen busi memiliki cara yang berbeda dalam penamaan businya. berikut ini adalah penjelasannya.
Misalnya pada busi NGK tipe CPR6EA-9
C = adalah diameter ulir (thread size). C=10 mm, D=12mm, B=14mm
P = projected insulator, artinya terdapat tonjolan insulator atau tidak, jika ada maka
terdapat kode P
R = kode resistansi busi, biasanya 5 kilo ohm
6 = heating rate busi atau tingkat pelepasan panas busi. Busi panas memiliki rating 2 – 8
sedangkan busi dingin (untuk racing) memiliki rating 9 – 12.
E = panjang ulir (thread length). E=19mm dan H=12.7mm
A = menunjukkan fixing end construction atau bentuk ujung lengkungan elektroda
-9 = menunjukkan panjang gap antara elektroda, -9 berarti panjang gap sebesar 0.9 mm
Jenis Busi NGK
Busi merupakan bagian kecil dari mesin namun memiliki peranan penting. Fungsi busi adalah:
- Menyalakan campuran bahan bakar dan udara di dalam ruang bakar
- Menyalurkan panas dari ruang bakar
Meskipun kecil, kerja busi sangat berat. Busi harus mampu bertahan dalam tegangan tinggi serta perubahan temperature dari panas ke dingin, sekitar 570 derajat Celcius yang terjadi dalam hitungan mili detik. Menurut penuturan pak Heri dari PT. NGK Busi Indonesia, terdapat beberapa jenis busi yaitu:
- Busi standar
Yaitu busi dengan ujung elektroda terbuat dari nikel dan diameter elektroda pusat (center electrode 2.5 mm. umur busi umur busi berkisar 5000 – 20,000 km.
- Busi Platinum
Yaitu busi dengan ujung elektroda terbuat dari nikel dan center electrode dari platinum. diameter center electrode 0.6 – 0.8 mm mm. umur busi umur busi berkisar 30,000 km.
- Busi Iridium
Yaitu busi dengan ujung elektroda terbuat dari nikel dan center electrode dari iridium alloy. diameter center electrode 0.6 – 0.8 mm mm. umur busi umur busi berkisar 50,000 – 70,000 km. Keuntungan busi Iridium adalah umur pakai yang lama sehingga cocok untuk kendaraan dengan mesin yang tidak boleh sering dibongkar. Disamping itu dengan api busi yang lebih besar diklaim akan mampu menghasilkan tenaga yang lebih besar dengan air-fuel ratio yang sama.
- Busi Racing
Adalah busi yang dirancang untuk bekerja pada suhu, temperature dan kompresi tinggi serta mesin dengan pemakaian akselerasi dan deselerasi mendadak. Busi racing tidak sama dengan busi Iridium.
- Busi Resistor
Busi resistor biasa ditemui dengan kode huruf [R] pada bagian insulatornya. Busi ini menghilangkan gangguan pada radio, telepon genggam dan ECU (Electronic Control Unit) pada kendaraan. Jadi jika busi kendaraan memakai tipe R, jangan sekali-kali menggantinya dengan busi biasa karena dapat mengganggu kerja peralatan elektronik lainnya.
- Busi Alur V
Busi alur V dibuat dengan tujuan memusatkan api busi sehingga menghasilkan power yang besar, kedua elektroda terbuat dari nikel. Meskipun demikian busi jenis ini bukan tergolong jenis iridium maupun platinum, atau dipakai untuk racing, namun untuk kendaraan yang membutuhkan tenaga besar. Busi yang termasuk jenis busi resistor ini dapat dikenali dari kode huruf Y pada seri busi, misalnya BKR5E-Y.
Sedangkan menurut tingkat kemampuan melepas panasnya, busi terbagi menjadi 2, yaitu:
- Busi panas
Adalah busi yang kecepatan transfer panasnya lebih lambat. Artinya panas tersimpan pada busi dan lambat disalurkan keluar busi. Busi panas biasa dipakai pada kendaraan harian. Busi standar, iridium, platinum, resistor dan alur V tergolong busi panas. Indeks panas (heat rating) busi panas NGK berkisar dari 2 sampai 8.
- Busi dingin
- Adalah busi yang kecepatan transfer panasnya cepat. Artinya panas harus cepat disalurkan keluar busi. Busi dingin identik dengan busi racing yang harus melepas panas mesin dengan cepat. Indeks panas busi dingin NGK berkisar dari 9 – 12. Pada umumnya salah kaprah terjadi di pemakai kendaraan yang beranggapan memakai busi racing (busi dingin) akan membuat kendaraan menjadi lebih cepat. Padahal, mesin kendaraan bukanlah mesin balap. Pemakaian busi racing di mesin standar hanya akan membuat mesin sulit distarter pada awal pemakaian karena panas cepat tersalurkan keluar.
atau bisa baca selengkap nya di link -> http://bennythegreat.wordpress.com/2010/03/30/seputar-busi-ngk-%E2%80%93-berbagai-jenis-busi/
*Tipe-Tipe Busi :*
- *Busi Standart*
Busi standar dipakai pada
mesin bensin, kendaraan roda-4 (mobil), maupun
kendaraan roda-2 (motor) untuk
pemakaian sehari—hari
- *Busi Resistor*
Sistem Kelistrikan pada
kendaraan dengan teknologi digital atau elektronik
(EFI) dengan arus kecil
dengan terganggu dengan pemakaian busi standard,
Gangguan tersebut juga bisa
dirasakan pada televisi dan radio akibat
interfrensi gelombang
-*Busi
Platinum (ZU)*
Busi platinum dirancang untuk pemakaian sehari-hari maupun
untuk racing.
Dengan daya hantar platinum yang lebih baik, menjamin unjuk
kerja mesin
lebih baik walaupun pada suhu tinggi dan beban
berat.
Kebutuhan tegangan busi platinum juga lebih kecil dibanding busi
standar
sehingga memberikan kemudahan start.
-*Busi Iridium*
Busi
Iridium adalah busi generasi baru dengan ujung elektroda positif
berdiameter
0,7 mm untuk pemakaian standar dengan umur pemakaian
lebih
panjang.
Sedangkan diameter 0,4 mm merupakan yang terkecil didunia
dipakai untuk
kecepatan tinggi atau balapan.
Bahan ujung inti elektroda
yang digunakan adalah campuran Iridium dan
Rhodium (Iridium
alloy).
Keiistimewaan Busi Iridium antara lain dapat menambah campuran bahan
bakar
udara yang miskin sehingga meningkatkan performa pembakaran baik
pada
kondisi idle maupun saat berkendara.
Kebutuhan tegangan juga lebih
baik disetiap kondisi, demikian juga dengan
daya akselerasinya.
*info
teknik*:
Untuk menghasilkan unjuk kerja busi yang baik, diperlukan
pemasangan yang
baik pula. Pemasangan busi yang salah dapt merusak busi
ataupun mesin.
Prosedure :
- pasang busi menggunakan tangan sampai
putaran maksimal
- lanjutkan dengan menggunakan kunci busi sebesar setengan
putaran
- bila menggunakan kunci mpment, perhatikan tabel di bawah
ini
8 mm 0.8 ~1.0 kg.m
10 mm 1.0~1.2 kg.m
12 mm 1.5~2.0 kg.m
14
mm 2.0~2.5 kg.m
18 mm 3.0~4.0 kg.m
*Tingkat Panas Busi*
Tingkat
panas busi adalah kemampuan busi dalam menyerap & membuang panas.
Menurut
tingkat panasnya dapat dibagi menjadi dua, yaitu Busi Dingin &
Busi
Panas.
Tingkat panas busi ditunjukan dengan nomor tingkat
panasnya.
*Kondisi Busi Normal*:
-Insulator terlihat coklat atau
keabu-abuan. Hanya sedikit terdapat bekas
pembakaran yang menutupi
electroda-electroda
nya.
-Mudah dihidupkan, juga pada putaran mesin
tinggi ataupun rendah, mesin
bekerja dengan baik.
*Kondisi Busi
Abnormal*:
-*KOTORAN OLEH KARBON (CARBON FOULING)*
Ciri: Insulator dan
elektroda tertutup oleh lapisan serbuk karbon kering
berwarna
hitam.
Kondisi Mesin: Mesin susah dihidupkan, mesin tidak stabil pada
kecepatan
rendah. Penambahan kecepatan tidak bekerja lagi, dan terjadi mesin
mati.
Penyebabnya:
1. Kesalahan pemakaian nomor tingkat panas
busi.
2. Campuran bahan berlebihan (Karburator banjir).
3. Saringan udara
tersumbat (kotor)
4. Bahan bakar tidak baik mutunya
5. Terlalu lama
dipakai pada kecepatan rendah
6. Cuk tidak pada posisi off
7. Kelambatan
pada waktu penyalaan
Solusi:
1. Penggunaan bahan bakar yang baik
2.
Diperlukan perbaikan (service).
3. Gantilah busi dengan nomor tingkat panas
busi yang setingkat lebih panas
(nomor kecil)
-*KOTORAN OLEH OLI (OIL
FOULING)*
Ciri: Basah oleh oli yang melapisi permukaan insulator dan
elektroda.
Kelihatan hitam dan basah.
Kondisi Mesin: Hampir 90%
gangguan mesin yang disebabkan oleh busi,
dikarenakan kotor oleh endapan
karbon (carbon fouling), kotor oleh endapan
oli dan kotor oleh endapan timah
hitam.
Penyebabnya:
1. Kerusakan pada piston ring (piston ring aus)
atau renggangnya klep tidak
tepat.
2. Campuran gas bensin dan udara
berlebihan (terlalu banyak bensin)
3. Pada mesin 2 tak, campuran oli terlalu
banyak/melebihi pemakaian standar.
4. Mesin baru saja turun mesin
(overhaul) dimana pada waktu pemasangan
bagian mesin menggunakan banyak
oli
Solusi:
1. Ganti/perbaiki bagian mesin yang sudah aus/rusak.
2.
Stel/bersihkan karburator.
3. Gantilah busi dengan nomor tingkat panas busi
yang setingkat lebih panas
(nomor kecil)
4. Pada mesin 2 tak, stel pompa
oli sesuai dengan standar
5. Gunakan Spesifikasi oli mesin yang tepat (sesuai
Standar) dan bermutu
baik.
-*KOTORAN OLEH TIMAH HITAM*
Ciri:
Insulator berwarna kuning juga coklat
Kondisi Mesin: Mesin terasa
tersendat-sendat pada waktu menambah kecepatan
(akselerasi) atau pada waktu
kecepatan tinggi.
Penyebabnya: Bensin yang bercampur dengan senyawa timah
hitam. Bekas
pembakaran senyawa ini, menempel pada ujung busi. Bila kendaraan
akselerasi
atau dengan kecepatan tinggi, senyawa itu akan meleleh sehingga
menimbulkan
kebocoran listrik dan kegagalan pembakaran.
Solusi:
1.
Gantilah busi dengan nomor tingkat panas busi yang setingkat lebih
panas
(nomor kecil)
2. Pergunakan bensin premium
3. Jangan mengemudi
dengan kecepatan rendah terlalu lama
-*KOTORAN OLEH ENDAPAN (DEPOSIT
FOULING)*
Ciri: Endapan sisa penbakaran atau kerak busi, banyak menempel
pada
permukaan insulator dan elektroda busi dengan warna yang
bermacam-macam.
Kondisi Mesin: Terasa ada gangguan pembakaran pada waktu
menambah kecepatan
atau pada waktu kecepatan
tinggi.
Penyebabnya:
1. Oli yang dipakai kurang baik mutunya.
2.
Saringan udara tidak ada (dilepas).
3. Untuk mesin 4 tak, oli mesin naik ke
ruang bakar (piston & piston ring
aus).
Solusi:
1.
Perbaiki/ganti bagian yang rusak.
2. Perbaiki/ganti saringan udara.
3.
Pergunakanlah oli yang bermutu baik dan campuran yang tepat
4. Gunakan
Spesifikasi oli mesin yang tepat (sesuai Standar) dan
bermutu
baik.
-*PANAS BERLEBIHAN (OVER HEATING)*
Ciri: Bagian
insulator berwarna putih pucat dan elektroda-elektroda
nya
terbakar
berwarna keungu-unguan serta terlihat aus. Bila kondisi ini
diteruskan,
ujung-ujung elektrodanya dapat meleleh.
Kondisi Mesin: Tenaga mesin
menjadi hilang dan kecepatan pun berkurang. Hal
ini timbul apabila dalam
kecepatan tinggi, pendakian yang lama atau dengan
muatan yang berat. Bila
elektroda busi sudah meleleh, pistonpun dapat
menjadi rusak
(berlubang).
Penyebabnya:
1. Kekeliruan memilih nomor tingkat panas
busi.
2. Waktu penyalaan (ignition timing) terlalu cepat.
3. Sistim
pendinginan kurang baik.
4. Campuran gas bensin dan udara terlalu tipis
(terlalu banyak udara).
Solusi:
1. Pergunakanlah busi dengan nomor
tingkat panas busi (heat range) yang
setingkat lebih dingin.
2.
Sesuaikanlah waktu pengapian (ignition -> timing).
3. Periksa/perbaiki
sistim pendinginan
4. Stel dan bersihkan karburator.
Rawat Busi Motor, Jangan Asal Ampelas!
Walau bentuknya kecil, peran busi pada mesin sepeda motor sangat fital. Gimana enggak! Kalau si imut ini bermasalah, mesin motor mati total karena gak ada api yang membakar campuran bensin dan udara di ruang bakar.
Nah masalahnya, kemungkinan busi bermasalah ini dipicu dua hal; usia pakai dan perlakuannya. “Artinya, walau si busi gak diutak-atik, namun tetap ada kemungkinan busi cepat mati jika salah perlakuan,” urai Ari Widianto dari bengkel GMotor.
Lebih lanjut Ari mengatakan, parahnya banyak pemilik kendaraan yang masih salah memperlakukan busi, padahal itu hal yang basic. Maklum, karena sifatnya yang mudah dan minim perawatan, jadi busi kerap diberlakukan sembarangan,” lanjutnya.
Paling utama ada di bagian center elektroda (http://i47.tinypic.com/2s96d1c.jpg). Dalam proses membersihkan busi, bagian atas center elektroda kerap diampelas. Itu salah! Sebab, bagian itu diciptakan flat. Kalau diampelas, permukaannya jadi gak rata sehingga percikan api jadi menyebar,” wantinya.
Lebih lanjut pria ramah itu bilang, kalaupun ingin diampelas yaitu bagian bawah ground electrode (http://i47.tinypic.com/2s96d1c.jpg) yang menghadap langsung ke center elektroda. “Usahakan ampelas pakai ukuran yang agak halus atau maksimal ukuran 500,” sambungnya.
Untuk bagian yang sulit terjangkau seperti nose insulator (http://i46.tinypic.com/20hspsj.jpg), cukup bersihkan pakai sikat kawat. Jangan cuci busi pakai bensin atau minyak tanah. “Hasilnya memang lebih bersih, namun kalau dilakukan berulang-ulang, malah memperpendek umur busi,” sahutnya lagi.
Oh iya ada satu hal lagi yang paling medasar tapi kerap diabaikan, yakni melepas dan memasang busi saat keadaan mesin masih panas. Risiko sleg pada drat busi sangat besar. Makanya, tunggu sampai mesin agak dingin jika mau melakukan aktivitas seputar busi. Gitu juga cop busi, lo!
Sebab di bagian cop busi terdapat peranti dari karet (http://i46.tinypic.com/20hspsj.jpg). “Kalau dibuka saat suhu mesin masih panas, karet itu mudah rusak atau sobek,” urai mekanik yang buka praktik di daerah Rempoa, Jaksel ini.
Nah kalau mau awet, Ari memberikan pakem dasar masalah busi ini. Pastinya, pilih busi sesuai kode yang ditetapkan pabrikan. Misal panjang drat busi (http://i47.tinypic.com/13yf2np.jpg) atau pemilihan busi dingin atau panas.
Selain itu atur kerenggangan celah busi dengan akurat. Angka yang dianjurkan, 0,8-1,2 mm. Jangan sembarangan mengatur celah busi pakai perasaan. Melenceng 0,1 mm saja performa busi bisa gak maksimal dan efek dominonya mesin jadi boros BBM.
Terakhir, ini efek gak langsung yang bisa bikin busi rusak, yakni pemilihan angka oktan. Oktan yang gak sesuai dapat menyebabkan mesin overheat. Kalau dibiarkan, kepala busi bisa meleleh,” tutup Ari.
Source : Otomotifnet
Info Bergambar (Biar lebih gampang)
(img:2385486248334)
By : HTN
sam , lagunya bisa di download enggak ?
BalasHapuslagunya bagus soalnya ?
bisa di download sam,, jakarta motor city - sir dandy -
Hapus